Jumat 08 Apr 2016 12:28 WIB

Angka DBD di RSUD Kota Bekasi Masih Tinggi

Rep: c38/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang anak yang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) di rawat di rumah sakit
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang anak yang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) di rawat di rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani RSUD Kota Bekasi belum mengalami penurunan. Selama triwulan pertama 2016, pasien DBD di RSUD Kota Bekasi berada di atas angka 500 kasus atau hampir separuh kasus DBD Kota Bekasi.

"Kasus DBD sampai sekarang kami masih merawat banyak pasien. Belum menurun," kata Direktur Utama RSUD Kota Bekasi, Titi Masrifahati kepada Republika.co.id, Jumat (8/4). 

Titi menunjukkan kasus DBD terus mengalami kenaikan sejak Januari sampai Maret 2016. Angka DBD pada Januari 2016 sebanyak 50 kasus, kemudian melonjak menjadi 214 kasus per Februari, dan masih naik lagi menjadi 278 kasus pada Maret 2016. Total kasus selama tiga bulan sebanyak 542 pasien.

Ia menambahkan, untuk bulan April pasien DBD yang dirawat sebanyak 38 orang per 6 April 2016. Dari keseluruhan jumlah tersebut, Titi mengatakan ada beberapa pasien meninggal dunia, namun ia belum dapat menyebutkan angka pasti. Mayoritas pasien DBD masih didominasi anak-anak.

Dirut RSUD Kota Bekasi mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah persiapan untuk mengatasi lonjakan pasien, baik dari sisi obat-obatan maupun tempat tidur cadangan. Hingga kini, stok cairan, dan darah dirasa masih mencukupi. "Cairan tidak terkendala, kita sudah antisipasi," imbuh Titi.

Jumlah pasien DBD Kota Bekasi diketahui meningkat secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi menyebutkan angka DBD pada triwulan pertama 2016 sebanyak 1011 kasus. Menekan angka itu, Pemkot Bekasi telah mengupayakan sejumlah langkah, seperti Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) pada akhir Maret lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement