REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Para petani di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sampai sekarang tidak mau menjual gabah kering giling ke Badan Urusan Logistik karena harganya terlalu rendah.
"Harga gabah kering giling yang ditetapkan oleh pemerintah terlalu rendah sebesar Rp3.750 per kilogram, sementara petani menjual gabah kering panen kepada pedagang pengumpul atau 'toke' berkisar Rp4.300-Rp4.500 per kg," kata Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Hari Mastaman, di Mukomuko, Kamis (7/4).
Ia menyebutkan, harga jual gabah kering giling pada tingkat petani di daerah itu berkisar Rp4.600 hingga Rp4.800 per kg.
Menurutnya, harga jual gabah di daerah itu jauh lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa sebesar Rp3.000 per kg, sehingga petani di sana masih untung menjual gabah ke Bulog.
Petani setempat, katanya, lebih memilih untuk menjual gabahnya kepada pihak swasta atau pedagang pengumpul dan kepada pengusaha penggilingan padi di daerah ini.
"Para pengusaha di wilayah ini bersaing untuk membeli gabah petani, sehingga mereka sanggup membeli gabah petani tersebut di atas harga penetapan pemerintah," ujarnya lagi.
Bahkan, katanya, beberapa pengusaha dari daerah ini sanggup membeli gabah ke wilayah Lunang Selaut Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ia menerangkan, harga gabah kering panen berkisar Rp4.300-Rp4.500 per kg atau turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp5.500 per kg. Harga gabah sedang turun karena panen raya padi sawah di irigasi Manjuto Kanan.