REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perguruan tinggi didorong memfasilitasi mahasiswanya membuat film pendek sehingga muncul daya kritis dari generasi muda untuk memilih tayangan bermutu untuk ditonton.
"Sebetulnya ada sekarang alat ekspresi dari anak-anak muda yaitu komunitas film pendek, sehingga akan muncul daya kritis dari generasi muda untuk memilih tayangan-tayangan bermutu untuk ditonton," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Bandung, Kamis (7/4).
Deddy Mizwar menjadi pembicara dan berbagai ilmu tentang perfilman kepada mahasiswa dalam Workshop Bedah Program Televisi Terpopuler pada event Emtek Goes to Campus di Universitas Brawijaya Malang.
Menurutnya semakin banyak orang yang menonton tayangan yang buruk maka akan lahir tayangan buruk lainnya. "Tapi kalau ada kesadaran dan apresiasi terhadap tayangan yang bermutu bagi anak muda maka akan melahirkan juga karya-karya bermutu dan kreatif lainnya," katanya.
Ia mendorong agar semakin diperbanyak film-film pendek yang diadakan oleh universitas agar ada peningkatan apresiasi dari anak muda terhadap tayangan-tayangan bermutu.
Dia menuturkan untuk membuat sebuah program televisi yang berkualitas dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, diperlukan sebuah konten yang memiliki nilai-nilai kamanusiaan, seperti menyajikan sebuah adegan yang mendidik sekaligus juga menghibur.
"Kalau ada sebuah film yang menyentuh, mencerahkan masyarakat yang menontonnya, maka tidak perlu ada tayangan yang mempertontonkan hura-hura semata," kata dia.
Aktor senior ini juga merasa prihatin karena akhir-akhir ini banyak sekali program televisi yang mempertontonkan adegan-adegan kurang mendidik dan malah berujung pidana.
"Untuk menentukan tayangan yang bermutu diperlukan sikap-sikap kritis dari para generasi muda, seperti mengasah ilmunya untuk membuat film pendek," ujarnya.