Selasa 05 Apr 2016 14:48 WIB

10 WNI Disandera, Indonesia Intensifkan Koordinasi dengan Filipina

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi memberikan pernyataan pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, (29/3).
Foto: Antara/Suwandy
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi memberikan pernyataan pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Filipina terkait upaya pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI), yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

Retno mengungkapkan telah menjalin komunikasi yang intensif dan bekerja sama dengan pemerintah Filipina. Ia bahkan berkunjung ke Filipina pada 1 dan 2 April 2016 dan diterima oleh Presiden Filipina Benigno S Aquino III. Selain itu, Retno mengaku melakukan pertemuan terpisah dengan Menlu Filipina Jose Rene D maupun Panglima Angkatan Bersenjata Filipina.

"Tujuan kunjungan ke Filipina adalah untuk mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Filipina dalam upaya pembebasan sandera WNI. Setiap hari kami masih melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Filipina," katanya di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (5/4).

Tujuan kedua, kata dia, menekankan kembali mengenai pentingnya keselamatan 10 WNI kita tersebut. Prinsip utama yang telah dipahami yaitu keselamatan sandera WNI merupakan acuan utama dari berbagai opsi yang ada. Pada kesempatan itu pihaknya juga menyampaikan apresiasi pada Pemerintah Filipina atas koordinasi yang telah dilakukan sejauh ini.

Retno sudah melaporkan hasil kunjungannya kepada Presiden Joko Widodo Senin (4/4) kemarin. Retno menambahkan, proses koordinasi semacam ini akan terus dilakukan baik secara internal maupun dengan Pemerintah Filipina.

Pekan lalu, pembajakan terjadi terhadap kapal tugboat Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 berbendera Indonesia yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia. Mereka disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement