Senin 04 Apr 2016 16:59 WIB

Militer Filipina Sudah Kepung Lokasi Abu Sayyaf

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ilham
Milisi Abu Sayyaf
Foto: krmagazine
Milisi Abu Sayyaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, saat ini pihak militer Filipina sudah mengepung lokasi penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf. Namun, Ryamizard mengatakan, pihak Filipina tetap bersikukuh untuk tidak mengizinkan militer Indonesia masuk ke Filipina.

Ryamizard mengatakan, Filipina sudah bergerak sendiri dan menyatakan siap tanpa perlu bantuan Indonesia. "Iya, itu militer Filipina yang gerak. Sudah dikepung di sana. Kita tetep nggak boleh masuk," kata Ryamizard saat ditemui Republika.co.id di Kantor Menko Polhukam, Senin (4/3).

Senada dengan Ryamizard, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan komunikasi dengan pihak Filipina. Ia mengatakan, pihak Filipina bersepakat untuk membebaskan 10 WNI yang ditawan oleh Abu Sayyaf sendiri.

Hal tersebut, menurut Retno, didasari oleh aturan konstitusi negara Filipina yang tidak mengatur soal militer negara asing yang masuk ke negaranya. Ia mengatakan, mandat konstitusi tersebut tidak bisa dilanggar.

Namun, Indonesia menurut Retno, tak tinggal diam. Ia mengatakan, pihaknya berkordinasi dengan Menko Polhukam untuk memikirkan berbagai opsi untuk melakukan penyelamatan 10 WNI tersebut.

"Opsi dibahas terus. Tapi saya tak bisa beritahu pada publik demi keselamatan warga kita. Tetapi opsi kita kaji terus, rapat koordinasi ini untuk memilih atau mengelola opsi yang ada," kata Retno di Kantor Menko Polhukam, Senin (4/3).

Sampai saat ini, pergerakan dan posisi Abu Sayyaf beserta 10 WNI sudah terlacak baik oleh militer Filipina maupun militer Indonesia. "Terpantau, kondisi pergerakan mereka semua kita ketahui," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement