REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi menyatakan Banjarmasin kini waspada serangan flu burung, setelah banyak daerah lain terkena wabah yang menyerang unggas tersebut.
"Sudah beberapa hari ini kita tingkatkan kewaspadaan wabah flu burung, kita berharap jangan ada sampai masuk virusnya ke daerah kita," ujar Doyo di Banjarmasin, Ahad (3/4).
Dinas Pertanian melakukan penyemprotan disinfektan terhadap sejumlah penampungan unggas terutama jenis itik dan bebek.
"Ada beberapa kandang penampungan itik/bebek di daerah kita ini, seperti di daerah Mantuil Banjarmasin Selatan, sudah kita lakukan penyemprotan," akunya.
Daerah Banjarmasin, yang bukan daerah peternakan unggas juga diminta waspada terhadap produk unggas yang masuk.
Doyo mengatakan setiap unggas yang didatangkan ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di jalan Basirih, Banjarmasin Selatan, akan dicek kesehatannya sebelum dipasarkan sebab hampir 50 ribu ekor unggas setiap harinya masuk kedaerah ini.
"Apalagi dikabarkan di daerah Hulu Sungai Utara (HSU) sudah banyak unggas yang diduga terinfeksi virus flu burung karena mati mendadak," ungkapnya.
Kasus mulai merambahnya virus yang bisa menjangkit ke manusia di daerah itu, ujar Doyo, akan menjadi pembahasan dalam rapat bersama seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan pemerintah provinsi.
"Besok kita akan menghadiri acara itu, moga ada kebijakan nyata provinsi ini untuk mengatasinya bersama," tuturnya.
Dia memastikan untuk saat ini, daerah Banjarmasin bisa dikatakan aman dari virus flu burung, sebab belum ada laporan dari petugasnya di lapangan atau dari masyarakat akan adanya unggas yang mati mendadak.
"Jadi kita harap masyarakat yang mendapati unggas peliharaannya mengalami mati mendadak, segeralah melaporkan, hingga bisa diperiksa dengan cepat, dan dimusnahkan. Jadi tidak sampai menyebar virusnya, sebab ancamannya jiwa sendiri," pungkasnya.c