Jumat 01 Apr 2016 21:34 WIB

Muhammadiyah: Istri Siyono Mendapat Teror

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak tengah menabur bunga di makam Siyono
Foto: Antara
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak tengah menabur bunga di makam Siyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suratmi, istri Siyono yang meninggal dunia setelah ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, merasa mendapatkan teror. Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Dia ingin ditemani dan dijaga di rumahnya. Akhirnya Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah ditugasi untuk menjaga Suratmi bersama lima anaknya selama 24 jam," kata Dahnil dalam jumpa pers di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat.

Dahnil mengatakan saat mengunjungi Suratmi di Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, dia mendapat cerita keluarga Siyono merasa ada yang mengawasi dan mencurigai.

Karena itu, Muhammdiyah sebagai kuasa hukum Suratmi kemudian menjaga rumah dan makam Siyono selama 24 jam. Makam Siyono juga perlu dijaga karena Muhammadiyah memiliki rencana untuk mengautopsi jenazahnya sesuai dengan permintaan keluarga.

"Suratmi juga merasa tidak nyaman dengan aparatur desa. Saat kepala desa ingin menemui untuk menyampaikan sikap tentang rencana autopsi jenazah Siyono, dia juga tidak mau," tuturnya.

Dahnil mengatakan pendampingan hukum yang dilakukan kepada keluarga Siyono karena Suratmi didampingi komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) datang ke Muhammadiyah dan diterima oleh Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas.

Baca juga, Keluarga Terduga Teroris Siyono Tuntut Keadilan.

"Suratmi menyatakan keinginannya agar Muhammadiyah mendampingi upayanya dalam mencari keadilan. Sebagai organisasi yang sudah berdiri sebelum republik ini berdiri, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab untuk membantu mencari keadilan, apa pun latar belakang orang tersebut," tuturnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement