REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik Romo Benny Susetyo mengatakan, isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak laku digunakan dalam Pilkada Gubernur Jakarta, sebab publik ibu kota merupakan masyarakat urban yang hanya mempedulikan asas dan manfaat.
"Isu sara tidak akan laku di Jakarta. Masyarakat urban itu hanya peduli asas dan manfaat, misalnya bagaimana banjir teratasi, macet teratasi, itu lah budaya masyarakat urban," ujarnya dalam diskusi publik bertema Mencari Alternatif Selain Ahok, Jumat (1/4).
Benny mengemukakan dalam konteks bersaing dengan Ahok, sejatinya para kandidat lain bisa bermain dalam level program sebagai sebuah teori pemasaran politik, bukan berkutat pada isu SARA yang usang.
Dia mencontohkan Ahok dapat diterima kelas menengah ke atas, karena sikapnya yang tegas. Oleh karena itu cara menyikapi ini adalah dengan memunculkan sosok yang sepadan dengan Ahok.
"Masalahnya partai yang bodoh cara meng-counter fenomena Ahok tidak tepat. Harusnya cari orang yang memiliki branding selevel dengan Ahok," ujar dia.
Dia menekankan jika Ahok dikenal sebagai sosok yang keras, jujur dan berani, maka dapat dicari seorang pesaing yang juga memenuhi kriteria itu. Menurut Benny, partai politik harus berani membuka ruang seluas-luasnya bagi calon alternatif.
"Namun jangan memaksakan orang yang tidak ada kemampuan," ujarnya.