REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta setiap unsur bangsa agar tidak mempraktikkan rasisme dalam kesehariannya. Hal itu dinilai dapat merusak persatuan dan kesatuan di Indonesia yang sejatinya negara dengan latar belakang majemuk. "Menurut saya, hal yang bisa mengundang rasisme itu untuk dihindari," kata Menag Lukman saat ditemui usai menutup Musabaqah Tahunan Hafalan Alquran dan Hadits Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su`ud ke-8 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (31/3).
Dia mengatakan Indonesia tidak hanya terdiri dari satu suku, agama atau ras saja. Maka dari itu, sudah seharusnya setiap elemen bangsa supaya dapat menahan diri dari tindakan rasis. "Kita masing-masing agar menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang masuk kategori rasis itu. Semua kita bisa menahan diri, memaklumi perbedaan bukan membesar-besarkannya," ujarnya.
Bagi insan pers, Lukman mengatakan juga harus turut menjaga nilai-nilai kemajemukan bangsa. Dengan kata lain, tidak perlu mengobarkan pemberitaan berbau rasisme. Menurut dia, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan terdiri dari masyarakat yang majemuk. Hal ini merupakan kenyataan yang ada dan harus dijaga agar tidak ada gesekan.
Lewat akun Twitter-nya, Lukman juga sempat menyinggung soal kemajemukan. Menurut dia, kemajemukan di tengah kehidupan bermasyarakat merupakan hal terpuji sebagaimana Tuhan menciptakan makhluknya yang beranekaragam. "Menghormati kemajemukan adalah terpuji dalam keberagamaan karena Tuhan menciptakan keberagaman," kata Lukman.
Keragaman pada diri bangsa ini, kata dia, adalah sunnatullah atau ketetapan Tuhan. Maka dari itu, tidak seharusnya bagi manusia untuk memaksakan keseragaman tetapi menyikapi perbedaan dengan kearifan.