Rabu 30 Mar 2016 20:11 WIB

Keluarga Korban Perompakan Abu Sayyaf Menangis

Milisi Abu Sayyaf
Foto: krmagazine
Milisi Abu Sayyaf

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Salah satu istri dari anak buah kapal tugboat Brahma 12, yang diduga disandera milisi Abu Sayyaf di perbatasan Filipina, meminta agar pemerintah bisa menyelamatkan suaminya dari penyanderaan itu.

"Saat itu suami saya menelepon dan berkata kalau dia ditangkap oleh gerombolan perompak di perairan Filipina," ucap istri salah satu anak buah kapal (ABK) asal Banjarmasin, Halimatus Sya'diah (28), Rabu (30/3).

(Baca juga: Kelompok Garis Keras Filipina Culik 10 Pelaut Indonesia)

Halimatus merupakan istri salah satu ABK kapal tugboat Brahma 12 yang diketahui bernama Suriansyah (35), yang diduga ikut disandera. Ia mengetahui kalau suaminya telah disandera perompak di wilayah Filipina karena pada Ahad (27/3) siang, suaminya sempat menghubunginya melalui komunikasi telepon.

"Saya terkejut dan menangis saat tahu kalau suami saya telah disandera perompak di Filipina, dan saya berharap pemerintah cepat menyelamatkan suami dan ABK lainnya," ujarnya sambil menangis.

Suriansyah (32) merupakan satu dari sepuluh anak buah kapal tugboat Brahma 12 yang menarik tongkang Anan 12 bermuatan batu bara. Tugboat Brahma 12 yang menarik tongkang Anan 12 berbendera Indonesia disandera oleh kelompok milisi Abu Sayyaf, dan diketahui dua kapal tersebut berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kedua kapal yang diduga dibajak itu dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas kawasan Filipina Selatan.

Kelompok Abu Sayyaf yang membajak dan menyandera 10 warga Indonesia itu dilaporkan meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement