Rabu 30 Mar 2016 05:10 WIB

Minumlah Tiap 15 Menit Saat Berolahraga

Dehidrasi (ilustrasi)
Foto: MenHealth
Dehidrasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memerhatikan asupan cairan saat berolahraga adalah salah satu hal penting yang butuh diperhatikan.  Setidaknya seseorang perlu minum setiap 15 menit hingga 20 menit sebanyak 200 mililiter air pada saat berolahraga.

Saran itu disampaikan dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina dr Grace Tumbaleka dalam diskusi Ngobrol Bareng Sahabat (Ngobras) di Jakarta, Selasa (29/3)

"Rehidrasi saat olahraga diperlukan baik pada saat sebelum, saat maupun sesudah berolahraga. Asupan cairan harus diperhatikan terutama saat berolahraga atau beraktivitas," kata Grace.

Grace mengatakan selama ini orang banyak yang tidak memerhatikan asupan cairan saat berolahraga. Bahkan, 90 persen anak-anak sudah mengalami dehidrasi sebelum berolah raga.

Karena itu, dia menganjurkan agar olahragawan tetap minum sebelum, saat dan sesudah melakukan latihan. Kekurangan cairan sebanyak dua persen dari berat badan saja bisa menyebabkan kurang konsentrasi pada saat latihan.

"Kebutuhan air disesuaikan dengan berat badan. Cara termudah adalah dengan melakukan berat badan sebelum dan sesudah latihan. Setiap berat badan berkurang 0,5 kilogram, maka seseorang perlu minum 100 mililiter hingga 700 mililiter," tuturnya.

Grace mengatakan dehidrasi yang disebabkan olahraga selama satu jam dengan intensitas sedang bisa diatasi dengan meminum air putih biasa. Namun, bila olahraga lebih dari satu jam, terutama dengan intensitas tinggi, maka diperlukan minuman isotonik.

"Yang terpenting adalah lihat dari tujuan minuman tersebut. Bila memang terjadi dehidrasi isotonik, yaitu jumlah air dan natrium yang hilang jumlahnya sama, maka diperlukan minuman isotonik untuk terapi dehidrasi atau rehidrasi," katanya.

Grace Tumbaleka menjadi salah satu pembicara dalam Diskusi "Kenali Manfaat 7 Ion untuk Aktivitas Sehari-hari". Selain Grace, pembicara lainnya adalah Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) DKI Jakarta dr Elvina Karyadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement