Senin 28 Mar 2016 16:50 WIB

30 Tahun Sakit Jiwa, Eti Akhirnya Dibawa ke Rumah Sakit

Rep: C26/ Red: Teguh Firmansyah
Gangguan jiwa/ilustrasi
Foto: flickr
Gangguan jiwa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Tiga tahun terakhir, Eni terpaksa mengurung Eti dalam sebuah kamar kecil berukutan 2x2 meter. Ia dikurung di antara dinding beratap anyaman bambu, tanpa jendela dan beralaskan tanah.

Dua buah kursi busa usang dan lemari yang dipenuhi sarang laba-laba turut menemani Eti.  Hal itu terpaksa dilakukan karena Eti kerap mengamuk. Berteriak-teriak tak jelas. Eni takut keponakannya ini keluar rumah dan membahayakan diri juga lingkungan sekitar.

"Ya di kamar pintunya diselot (dikunci tanpa gembok). Tapi tetap dikasih makan, diurusin," kata Eni.

Tinggal bersama seorang cucu yang bekerja serabutan, Eni dengan telaten tetap merawat Eti. Memberi makan walau kadang disambut amarah Eti. Membersihkan kotoran Eti yang buang air kecil atau besar di kamar tersebut. "Pakai pacul saya bawa ke luar atau langsung dibakar di kamar itu," ucapnya.

Kondisi Eti kian parah karena tidak mendapatkan obat untuk penyakit psikologisnya. Pasalnya, puskesmas pun tidak menyediakan obat khusus untuk penderita gangguan jiwa. Ditambah tak ada bantuan apapun yang diterima untuk mengurus Eti

Hingga kemudian sebulan yang lalu sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mendatangi kediamannya. Diikuti Wakil Komisi VIII DPR RI, Dinas Sosial Kota Bandubg, dan jajaran kewilayahan setempat yang kemudian membawa Eti ke RSJ Cisarua pada Jumat (25/3) lalu.

Eni lega keponakannya akhirnya bisa mendapatkan perawatan kembali di RSJ setelah pemerintah akhirnya 'melek' dengan keadaannya. Meski terasa ada yang hilang karena terbiasa merawat setiap hari.

Ia berharap Eti bisa sembuh. Ia ingin melihat senyum Eti saat menjalani hidup normal 30 tahun lalu. Ia meminta pemerintah seharusnya lebih peka dengan kesejahteraan warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement