REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan ternak di lima daerah Jawa Barat terjangkit virus flu burung. Lima daerah itu adalah Majalengka, Tasikmalaya, Indramayu, Purwakarta dan Kuningan. Virus H5N1 ini diduga mudah merebak karena pergantian musim.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman Nugraha, flu burung pertama kali muncul pada Januari di Majalengka dan Tasikmalaya. Kemudian kasus serupa juga terjadi di Indramayu dan Purwakarta pada bulan Februari dan Kuningan pada awal Maret.
"Setelah diperiksa, ternyata unggas-unggas yang mati mendadak tersebut positif flu burung," ujar Dody kepada wartawan akhir pekan lalu.
Dody mengatakan, hampir semua jenis unggas di lima daerah terjangkit virus flu burung. Berdasarkan data per 23 Maret, rinciannya sebagai berikut, 390 ekor ayam kampung, 9.125 ekor ayam petelur, 510 ekor ayam broiler, 359 ekor itik, 4.927 ekor puyuh, dan 161 ekor entog.
Melihat tingginya angka kematian unggas, kata dia, Dinas Peternakan Jabar telah membuat surat edaran ke dinas peternakan di kabupaten/kota di Jabar untuk melakukan bio security dengan cara penyemprotan disinfektan pada kandang. Ini, salah satu cara agar virus terisolir.
Menurut dia, kasus flu burung tahun ini terbilang langka karena biasanya hanya menjangkit ayam broiler. Namun, kini juga menyentuh puyuh dan entog. Kedua jenis unggas tersebut terbilang tangguh terhadap penyakit maupun virus.
"Meski jenis H5N1, namun kami menduga virus ini telah bermutasi menjadi lebih kuat," katanya.
Selain virus yang berubah, kata dia, Dinas Peternakan juga menduga kualitas kesehatan ternak unggas melemah akibat kondisi cuaca ekstrem yang kerap berubah ubah. Melihat kondisi tersebut, Dody mengimbau kepada para peternak untuk rutin memberikan vitamin kepada ternaknya agar punya daya tahan melawan virus. Para peternak juga diminta langsung memisahkan hewan yang masih sehat dengan hewan sakit.
Tidak hanya itu, kata dia, para peternak juga diminta melakukan pemusnahan terhadap hewan yang terjangkit flu burung. Kandang yang terbukti menjadi tempat awal flu burung juga sebaiknya tidak digunakan kembali. Meski dengan cara ini membuat para peternak merugi namun ini dianggap menjadi cara paling efektif.
Dinas Peternakan Jabar juga terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap lalu lintas ternak unggas demi meminimalisir penyebaran flu burung. Dinas Peternakan Jabar jug, sudah sebar vaksin flu burung ke kabupaten/kota. "Kami juga masih punya stok, jika mereka minta kekurangan dan minta pasokan tambahan vaksin," katanya.