REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi akan mempercepat pembangunan rumah darurat bagi warga korban bencana di empat kecamatan. Langkah ini dilakukan agar masyarakat yang saat ini mengungsi bisa menjalani kehidupan dengan normal.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, pada Maret ini terjadi bencana banjir dan longsor di 12 kecamatan. Dari belasan kecamatan tersebut yang paling parah menerjang Kecamatan Jampang Tengah dan Nyalindung.
‘’ Saat ini kita percepat pembangunan tempat penampungan,’’ ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan akhir pekan lalu.
Proses pelaksanaannya masih dalam penghitungan besaran angka yang layak untuk membangun penampungan sementara atau semacam rumah darurat.Rencananya ujar Marwan, upaya pembangunan rumah darurat ini dilakukan di empat kecamatan yang terdampak bencana. Salah satunya yakni di Desa Nangerang, Kecamatan Jampang Tengah.
Di lokasi itu puluhan warga terpaksa mengungsi karena rumahnya terancam longsor karena tanahnya labi.‘’ Warga rencananya dipindah ke tanah desa untuk kurun waktu satu tahun,’’ cetus Marwan.
Di mana, pada tahun kedua mereka akan ditempatkan ke lokasi baru yang permanen. Proses pemindahan ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan kajian tentang lokasi yang aman untuk ditempati. Saat ini ujar Marwan, korban bencana masih berada di pengungsian, rumah keluarga dan sebagian lainnya masih bertahan di rumahnya yang terancam longsor.
Diakui Marwan, proses relokasi warga memang sulit karena mereka sudah menyukai tempat tinggalnya yang lama. Namun, pemkab akan berupaya meyakinkan warga bahwa tinggal di lokasi tersebut sangat berbahaya. Hal ini dikuatkan dengan kajian geologi dari lembaga yang terpercaya.
Sebelumnya, Pemkab Sukabumi menerima bantuan dana siap pakai dari pemerintah pusat untuk penanganan bencana sebesar Rp 250 juta. Dana tersebut digunaan untuk perbaikan infrastruktur akibat bencana di Sukabumi.n riga