REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Warga Desa Clapar, Kabupaten Banjarnegara, yang terkena bencana longsor atau tanah bergerak bakal direlokasi.
"Ya pasti (direlokasi). Sebenarnya kan banyak kondisi terkini," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Sabtu (26/3).
Ia mengatakan jika kondisi tanahnya labil, sebenarnya warga bisa dipindahkan sebelum kejadian longsor atau tanah bergerak. Akan tetapi, kata dia, tidak mudah untuk memindahkan warga jika keadaan baik-baik saja.
"Biasanya orang mau pindah kalau kemudian terjadi suatu aksi. Dalam hal ini umpama bencana gempa, longsor, banjir, dan macam-macam," katanya.
Oleh karena sekarang sudah terjadi bencana, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara diminta segera menyiapkan tempat untuk relokasi, seperti pascabencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar.
"Saya kira pengalaman Jemblung, menurut saya bagus dan masyarakat cepat mendukung semuanya. Tadi saya sampaikan kepada ibu-ibu yang ada di sini, apakah rela nantinya dipindahkan," katanya.
Menurut dia, semuanya semangat dan tidak ada yang menolak untuk direkokasi.
Dengan demikian, kata dia, pemerintah akan cepat dan serius dalam menyiapkan lahan untuk relokasi, termasuk membuatkan rumah bagi warga korban bencana di Desa Clapar.
"Sudah ada indeksnya dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk rumah Rp20 juta, kita (Pemerintah Provinsi Jateng) Rp15 juta, dan dari kabupaten nanti berapa, tinggal dibagi," katanya.