Rabu 23 Mar 2016 18:57 WIB

10 Juta Poundsterling untuk Kolaborasi Riset Inggris-Indonesia

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik memberikan keterangan pers kepada jurnalis di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Ahad (26/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik memberikan keterangan pers kepada jurnalis di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Ahad (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kerajaan Inggris menganggarkan 10 juta poundsterling untuk kolaborasi pengembangan riset dan inovasi melalui "UK-Indonesia Science and Technology Fund" untuk periode 2016-2021.

"Pemerintah Inggris mengalokasikan 10 juta poundsterling untuk 2016 hingga 2021. Ini komitmen untuk Indonesia membantu pembangunan kapasitas peneliti, lembaga penelitian, dan untuk mengembangkan riset," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dalam peresmian UK-Indonesia Science and Technology Fund di Jakarta, Rabu (23/3).

Menurut dia, sumber daya alam (SDA) Indonesia begitu melimpah dan peran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan untuk pemberian nilai tambahnya. Karena itu, penguatan struktur riset di Indonesia sangat diperlukan.

Menurut dia, perlu kolaborasi untuk bisa mengembangkan teknologi dan inovasi didasari dengan riset yang kuat. Kemitraan bersama Inggris dan Indonesia untuk riset dan inovasi dapat terlaksana berdasarkan pada Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri David Cameron di 2015.

Harapannya pada 2021 hasil dari kolaborasi riset kedua negara dapat membantu pembangunan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan, ujar Malik.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pengembangan riset dan teknologi Indonesia saat ini sedang terfokus pada tujuh plus satu sektor, yakni pangan, kesehatan dan obat, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, energi terbarukan, material maju, pertahanan dan keamanan, serta kemaritiman.

"Harapannya riset tidak hanya sampai pada publikasi dan berakhir di perpustakaan, tetapi dapat terserap oleh industri. Riset harus juga bisa diperluas ke area lain, karena harapannya riset bukan hanya jadi imajinasi peneliti tapi bisa berwujud dan bisa mensejahterakan masyarakat," tuturnya.

Dengan dukungan dana riset dari Pemerintah Kerajaan Inggris sebesar 10 juta poundsterling hingga 2021, ia mengatakan akan menargetkan ada hasil riset yang menghasilkan inovasi untuk perbaikan sistem ekonomi dan pemerintahan Indonesia.

Pentingnya riset dari ilmu sosial juga tidak bisa disepelekan untuk mendukung perkembangan penggunaan teknologi dan inovasi dalam masyarakat.

"Jangan sampai terbalik-balik, masyarakat malah terkaget- kaget nanti dengan kemajuan teknologi dan inovasi. Kejadian demo taksi terjadi lagi," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement