Selasa 22 Mar 2016 20:30 WIB

Gubernur Jatim Minta Kasus Flu Burung Segera Ditangani

Rep: Binti Sholikah/ Red: Winda Destiana Putri
Flu Burung jenis H7N9.
Foto: drugdiscovery.com
Flu Burung jenis H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta semua Dinas Peternakan Jawa Timur segera menangani kasus flu burung yang terjadi di provinsi tersebut.

Kasus flu burung telah dilaporkan terjadi di Kabupaten Banyuwangi dan Lamongan pada awal Maret 2016.

Pakde Karwo, panggilan akrab Gubernur Jatim, menyatakan telah memanggil Dinas Peternakan Jatim untuk melakuakn operasi besar-besaran. Sebab, menurutnya biasanya kasus flu burung tidak terjadi pada musim hujan, melainkan musim pancaroba.

"Tadi pagi saya panggil [Dinas Peternakan] prinsipnya untuk melakukan kerjasama dan operasi besar-besaran karena ini sangat cepat sekali," kata Pakde Karwo saat ditemui wartawan sesuai menerima kunjungan delegasi dagang AS di gedung negara Grahadi, Surabaya, Selasa (22/3).

Menurutnya, kasus flu burung kali ini mengalami perubahan karena terjadi di musim hujan. Seperti kasus demam berdarah yang awalnya memiliki gejala bintik-bintik, sekarang tanpa bintik-bintik.

"Makanya saya minta dicek dari tenaga ahli dan obat-obatan apa yang bisa dilakuakn. Karena penemuan obat yang dilakukan Unair belum bisa diperbanyak," ucap Pakde Karwo.

Ia menambahkan, kasus flu burung menjadi ancaman bagi masyarakat Jawa Timur karena menggangu produksi. Ia menilai semua yang menggangu produksi menjadi ancaman. Namun, besar kecilnya ancaman tersebut tergantung skala dan penanganan yang dilakukan.

Menurut data Dinas Peternakan Jawa Timur, di Banyuwangi, tepatnya  di dusun Wringinagung, desa Sumberrejo, kecamatan Gambiran, sebanyak 5.000 unggas mengalami kematian karena kasus flu burung. Jumlah tersebut termasuk unggas yang mati karena terinveksi dan unggas yang dimusnahkan.

Sedangkan di Lamongan, tepatnya di desa Sembung, kecamatan Sukorame, sebanyak 700 unggas dilaporkan mati karena flu burung. Kasus flu burung di Banyuwangi dilaporkan pada 8 Maret 2016, sedangkan di Lamongan dilaporkan pada 10 Maret 2016.

Di sisi lain, Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga (Unair) telah menerjunkan 14 peneliti untuk meneliti kasus flu burung yang terjadi di Banyuwangi dan Lamongan. Para peneliti tersebut juga telah mengambil sampel flu burung untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement