REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Setelah melambung tinggi pada Desember 2015-Januari 2016, harga telur ayam di pasar tradional kini mengalami penurunan signifikan. Kondisi tersebut membuat peternak merugi.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Selasa (22/3), harga telur ayam saat ini mencapai Rp 18 ribu per kg. Padahal, saat Desember 2015-Januari 2016 lalu, harga telur ayam mencapai Rp 26 ribu - Rp 30 ribu per kg.
''Penurunan harga telur ayam ini sudah dari pemasoknya,'' ujar seorang pedagang kelontong di Pasar Baru, Nur.
Nur mengatakan, turunnya harga telur ayam itu disambut baik para pelanggannya. Mereka pun kembali membeli telur dalam jumlah banyak. ''Waktu harga telur mahal, banyak di antara pelanggan yang mengurangi pembelian telur,'' tutur Nur.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur ‘Mitra Mandiri’ Kabupaten Cirebon, Engkos Kosasih, menjelaskan, penurunan harga telur ayam tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan dari pasar. ''Karena permintaan menurun, harga juga jadi ikut menurun,'' tutur Engkos.
Selama ini, wilayah pemasaran telur ayam milik Engkos mencakup berbagai daerah, termasuk Kabupaten Indramayu.
Engkos menyebutkan, harga telur ayam di tingkat peternak saat ini mencapai Rp 15 ribuan per kg. Menurutnya, harga tersebut bisa mencapai break event point (BEP) ataupun tidak tergantung produksinya.
Dalam kondisi normal, produksi telur ayam rata-rata mencapai 50 kg per 1.000 ekor ayam. Namun, akibat cuaca yang tak menentu seperti sekarang, produksi telur ayam peternak ada yang kurang dari 50 kg. ''Kalau peternak yang produksi telurnya kurang dari 50 kg per 1.000 ekor ayam, maka dengan harga yang seperti sekarang ya rugi,'' tutur Engkos.
Ketika disinggung mengenai harga jagung yang menjadi pakan ternak ayam, Engkos mengakui sudah mengalami penurunan. Namun, menurutnya, modal yang dikeluarkan para peternak tak hanya untuk membeli pakan ayam. ''BEP bukan hanya pakan, tapi juga (membayar) kredit pinjaman bank,'' kata Engkos.