REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstasi ribuan sopir taksi di depan gedung DPR RI, Selasa (22/3) terus berlangsung. Massa menutup jalan mulai dari Semanggi hingga Slipi.
Polisi hanya membuka satu jalur ke arah Grogol menggunakan lajur Transjakarta. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, ribuan sopir itu menutup jalan dengan memarkir kendaraan mereka di Jalan Semanggi. Taksi Bluebird, Ekpres, Putra, Transcab hingga bajaj sekalipun menutup jalur non tol di kawasan semanggi.
Jalan arah ke grogol serta sebaliknya menuju Cawang dipadati dengan mobil taksi yang berjejer parkir untuk melakukan aksi demonstrasi. Dalam aksi tersebut, massa menuntut pemerintah menutup apikasi berbasis online atau daring yang dinilai merugikan mereka.
Dalam aksi tersebut massa juga menemekan tulisan 'stop ilegal transportaion' di bagian atas kaca depan mobil mereka. Massa juga menggelar sejumlah spanduk yang mendesak pemerintah mengambil langkah tegas terkait keberadaan transportasi daring tersebut.
'Anggota Dewan Yang terhormat, bantu kami, gunakan Hak interpelasi panggil presiden dan menkominfo yang jelas-jelas ilegal' begitu tulisan salah satu spanduk yang dibentangkan di pagar gedung MPR/DPR RI.
"Kita disini untuk menuntut pemerintah setidaknya untuk menyetarakan taruf angkutan umum," kata salah satu sopir taksi, Dahurin (46 tahun) di Jakarta, Selasa (22/3).
Dahurin meminta pemerintah segera menertubkan keberadaan taksi plat hitam. Dia mengatakan, kalau tidak dapat menutup aplikasi, paling tidak pemerintah harus mengenakan pajak kepada taksi berbasis online.
"Uji KIR dan semua yang diberlakukan ke angkutan taksi biasa jyga harus dikenakan kepada mereka," katanya.
PPAD menggelar aksi unjuk rasa kedua usai demo, Senin (14/3) kemarin. Suharto memperkirakan sekitar 5.000 hingga 10 ribu massa akan turut serta dalam aksi ini.