Selasa 22 Mar 2016 10:35 WIB

Pembubaran Taksi Online Dilematis

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Karta Raharja Ucu
Peluncuran Grabcar Lamborghini di Jakarta, Rabu (21/10).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Peluncuran Grabcar Lamborghini di Jakarta, Rabu (21/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pembubaran taksi daring (online), seperti Uber dan Grabcar, merupakan hal yang dilematis. Hal ini disampaikan Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media, Henry Subiakto, terkait demo sopir taksi yang saat ini tengah berlangsung di Jakarta.

"Sekarang sopir taksi sedang demo menuju kantor kami. Terkait pembubaran itu, sebenarnya sudah kami sampaikan kepada berbagai pihak. Hal ini sangat dilematis," ujarnya saat memberikan materi dalam seminar nasional Jurnalisme Bencana di Sahid Rich Hotel, Sleman DIY, Selasa (22/3).

Sebab, jika Menkominfo menghapus model daring dalam bisnis angkutan, sistem daring pada seluruh jenis bisnis lainnya juga harus dihapus. Sebab, sistem daring telah berdiri secara terintegrasi, termasuk pada bisnis media, jual beli, dan sebagainya.

Henry mengatakan, keberadaan taksi daring sama saja kedudukannya seperti portal berita daring yang saat ini tumbuh pesat di Indonesia. Di mana, model angkutan daring menyingkirkan angkutan konvensional.

Sama pula dengan media daring yang mulai menggeser eksistensi media cetak. "Ini sama juga dengan portal jual kerudung online yang Anda miliki. Kalau kita hapus Uber Taxi dan Grabcar, kita juga harus hapus portal lainnya," ujar Henry kepada peserta seminar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement