REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu saling sindir antara mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo muncul ke publik, sesaat kunjungan Presiden Jokowi memantau proyek Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Proyek itu diketahui merupakan peninggalan era SBY yang tak selesai karena kasus korupsi.
SBY yang dalam agenda Tour de Java nya mengkritik Jokowi yang terus memaksa pengerjaan proyek infrastruktur disaat ekonomi sedang lesu. Menurut Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Muradi, opini yang muncul seolah antara SBY dan Jokowi saling sindir tersebut kurang tepat.
Menurut dia, Jokowi ke Hambalang lebih pada tata kelola manajemen olahraga sambut 2018 Asian Games. Namun demikian ia sepakat seharusnya antara SBY dan Jokowi tidak terlibat pada saling sindir seperti itu.
"Dalam perspektif berbeda, saya melihat kalau terus dikait-kaitkan dengan ada saling serang antara Presiden sekarang dan sebelumnya, akan membuat tidak sehat proses bernegara kita harusnya mereka menguatkan lembaga tinggi negara yaitu presiden," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (21/3).
Dosen Ilmu Politik ini setuju aset Hambalang yang saat ini terbengkalai perlu dilihat apakah masih bisa dipakai atau tidak. Sebab aset pemerintah senilai triliunan rupiah tersebut mangkrak bila tidak diputuskan kelanjutannya. "Jadi tidak ada hubungannya Pak jokowi ke Hambalang lantas saling sindir," kata dia.