Senin 21 Mar 2016 16:30 WIB

KPI: Tayangan Siaran Langsung Paling Sering Lakukan Pelanggaran

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
  Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Idy Muzayyad
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Idy Muzayyad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta stasiun televisi nasional dan para produser melakukan sensor internal secara ketat, bila ada acara live atau siaran langsung yang akan ditayangkan.

Sensor internal secara ketat ini acara siaran langsung penting, dikarenakan sebagian besar pelanggaran penyiaran dilakukan oleh program acara siaran langsung.

Wakil Ketua KPI Idy Muzayyad mengatakan KPI selalu  menekankan pentingnya kewaspadaan tayangan live ini. Sebab di tayanyan live inilah banyak resiko pelanggaran yang terjadi. "Hampir sebagian besar program live kita indikasikan sangat beresiko adanya pelanggaran," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (21/3).

Untuk itu dibutuhkan persiapan yang matang, dibutuhkan juga kebijakan yang on the spot saat dilakukan pengambilan gambar. Persiapan bisa dimulai dari materi acara hingga pembaca acara dan artis yang ikut serta. Dan live telah berlangsung, kalau ada tayangan yang tidak pantas kebijakan produser atau kameramen mengalihkan ke arah lain.

Itu bisa jadi satu bentuk kebijakan internal sensor dari program itu juga saat live. Selain itu dalam hal persiapan seharusnya dilakukan briefing secara lebih ketat.

Saat diberikan arahan oleh produser perlu menekankan standar dan parameter yang sudah ada di P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran), apa yang boleh dan apa yang tidak. Dan saat arahan artis dan pembawa acara juga perlu dipahamkan secara benar.

"Karena kadang kadang sering ditemukan improvisasi artis ini membuat produser kewalahan," kata dia.

Oleh karena itu dibutuhkan kejelian, jangan sampai artis, narasumber atau pembawa acara berindak di luar aturan. KPI mengungkap ada beberapa pelanggaran yang paling sering ditemukan saat tayangan live.

Di antaranya, menampilkan pakaian tidak pantas, perilaku tidak senonoh dan perkataan yang tidak pantas, kasar dan makian. Salah satu contohnya seperti artis yang latah, dan artis yang tidak bisa mengontrol guyonannya seperti kasus Zaskia Gotik ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement