REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) mengklarifikasi kabar ihwal istrinya, Ani Yudhoyono, sebagai kandidat calon presiden 2019. Presiden keenam itu tidak ingin Ani Yudhoyono dirisak di media sosial. Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati menilai, kritik dari masyarakat menyoal pencalonan Ani merupakan hal yang wajar.
"Ini menurut saya masih awal, menjajaki, adanya kritik dan bullying wajar," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (21/3).
Justru, menurutnya, seorang pemimpin yang tak mau dikritik merupakan sesuatu yang tidak wajar. Mada menilai, kabar yang menyebut Ani sebagai kandidat capres yang diusung Partai Demokrat merupakan tahap penjajakan. Maksudnya, untuk melihat peluang dan kemungkinan di masyarakat.
"Saya kira masih tahap awal sekali. Memang belum sepenuhnya, kemudian SBY atau Demokrat mencalonkan Bu Ani, belum secara eksplisit," ujarnya menjelaskan.
Seharusnya, kata Mada, partai berlambang mercy tersebut tidak menjadikan kritik dan bullying Ani Yudhoyono menjadi sebuah problematik.
"Kritik itu kemudian di-counter, harusnya diterima dulu saja. Namanya baru testing, seharusnya tak perlu di-counter," katanya.