REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta bertindak usai ditemukannya kasus unggas mati mendadak. Penelitian sampel dan pemusnahan unggas pun langsung dilakukan. Meski begitu, Jakarta belum bebas ancaman flu burung.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sri Hartanti mengatakan berdasarkan standar prosedur, maka dilakukan komunikasi, edukasi dan informasi (KEI) di lokasi terjadinya kasus yaitu di Cilandak, Jakarta Selatan. Proses KEI itu melibatkan Camat, Lurah, Rw, Rt hingga warga sekitar. Di sisi lain, ia pun mengakui jika virus flu burung belum hilang dari Ibu Kota.
"Kita pantau karena H5N1 memang ada di DKI, jadi tidak bebas. Kita perlu sweeping, desinfeksi dan pemeriksaan unggas," katanya, Ahad (20/3).
Hingga saat ini, ia memastikan belum ada laporan terjadinya kasus unggas mati mendadak di wilayah Ibu Kota lainnya. Namun ia merasa bisa saja kasus serupa terjadi tapi tak terlaporkan. Sehingga ia mengimbau agar masyarakat menjaga pola hidup bersih.
"Jaga diri kita asal hidup bersih dan jaga kekebalan tubuh aja. Makanya jaga lingkungan bersih apalagi di daerah-daerah kumuh yang resikonya tinggi. Jakarta tidak bebas flu burung, masih endemik pada hewan," ujarnya.