REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah gelap gulita pada Sabtu (19/3) malam selama satu jam dari pukul 20.30 hingga 21.30 WIB. Ternyata pihak Candi Borobudur ikut memperingati gerakan Earth Hour dalam kampanye hemat energi.
Direktur Pemasaran World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, Devy Suradji, di Magelang mengatakan setidaknya ada 32 kota di Indonesia berpartisi dalam gerakan global untuk perubahan iklim, Earth Hour.
Ia mengatakan kegiatan ini hadir di tahun ke delapan di Indonesia, Earth Hour mengusung tema global "Shine A Light on Climate Action".
"Dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak digunakan selama satu jam. Kita diajak untuk menyalakan aksi nyata mengubah gaya hidup mengurangi emisi gas rumah kaca untuk kelestarian bumi," katanya.
Ia mengatakan di Indonesia ditandai dengan partisipasi dua ikon Indonesia yang dikenal dunia, yakni Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
"Dua situs warisan budaya dunia di Inbdonesia itu tidak ketinggalan menjadi bagian dari Earth Hour 2016. Partisipasi dua ikon, di antara lebih dari 70 ikon lainnya di kota yang berpartsipasi menjadi simbol komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, " katanya.
Direktur Pemasaran dan Kerja Sama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Ricky SP Siahaan mengatakan kedua ikon cagar budaya Indonesia, khususnya Candi Borbudur baru pertama kalinya menjadi bagian dari Earth Hour.
Oleh karena itu, katanya Candi Borobudur dan Candi Prambanan menjadi bagian dari gerakan Earth Hour untuk turut menyiarkan pentingnya perubahan gaya hidup sebagai sebagai salah satu cara memenuhi komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Bersamaan pemadaman lampu di Candi Borobudur dilakukan pertunjukan teater Ryuzanji Company dari Jepang dengan judul Kera Sakti di Lapangan Aksobya, kompleks Candi Borobudur.