Torik mengungkapkan, sampai sejauh ini, sudah ada sembilan orang tua korban yang datang ke Mapolsek Jagakarsa untuk memberikan keterangan kepada penyidik. Yang membuat Sri merasa miris, tidak semua orang tua itu terkejut saat mendengar ulah anak-anak mereka.

"Ketika kami paparkan soal kasus yang menimpa anaknya, ada orang tua yang bilang 'ya sudahlah' tanpa menunjukkan ekspresi sedih atau kecewa sedikit pun," katanya.

Kepala Seksi Humas Polsek Jagakarsa, Khaerul mengatakan, orang tua harus lebih aktif mengawasi pergaulan anak-anaknya di luar rumah. Menurut dia, maraknya kasus seks bebas yang menimpa kaum remaja saat ini salah satunya dikarenakan pengabaian atau pembiaran orang tua terhadap pengaruh buruk yang didapat anak dari teman-temannya.

"Setiap orang tua harus tahu dengan siapa saja anak-anaknya bergaul, karena pengaruh seks bebas bisa berkembang dari mulut ke mulut, dari satu orang teman kemudian menyebar ke teman-teman lain," kata Khaerul.

Ia menambahkan, aparat instansinya terus rutin melakukan operasi pekat (penyakit masyarakat) di wilayah Jagakarsa. Karena itu, ia mengingatkan para orang tua di Jagakarsa untuk tidak membiarkan anak-anak keluyuran di luar rumah sampai larut malam.

"Jika masih ada anak yang bandel dan terjaring dalam operasi, orang tuanya akan kami panggil ke Mapolsek," ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika