Jumat 18 Mar 2016 01:40 WIB

Lahan Pertanian di Surabaya Menyusut

Sawah
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Sawah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lahan pertanian di Kota Surabaya terus mengalami penyusutan. Dalam empat tahun terakhir ini bahkan disebut terjadi penyusutan hingga 300 hektare.

Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djustamadji, di Surabaya, Kamis (17/3), mengatakan pihaknya mengkhawatirkan 20 tahun ke depan sudah tidak ada lagi areal pertanian di Kota Pahlawan itu.

"Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Pertanian mengawal pengolahan 200 hektare lahan tidur untuk dipersiapkan sebagai lahan pertanian," katanya.

Menurut dia, lahan pertanian di Surabaya sudah banyak terhimpit dengan banyaknya pemukiman dan sentra niaga. Salah satunya di kawasan Ketintang, sawah dibebaskan untuk perumahan mewah.

Kondisi yang sama terjadi di Kecamatan Lakarsantri dan Kecamatan Sambikerep. Sawah dan ladang yang produktif tersebut sekarang berdiri kompleks perumahan mewah.

Bahkan, lanjut dia, sebagian tanah produktif tersebut sudah dikuasai pengembang. Karena masih ada yang belum dibangun, warga di sana akhirnya memanfaatkan untuk ditanami holtikultura.

Ia mengatakan lahan pertanian terus menyusut. Bahkan, setiap tahunnya penyusutan lahan mencapai 75 hektare, untuk kebutuhan pembangunan perumahan maupun apartemen dan hotel karena Surabaya terus memperkuat sebagai kota dagang dan kota jasa.

Ia mengatakan lahan pertanian di Surabaya tinggal 1.400 hektare. "Dan setiap tahun terjadi penyusutan 75 hektare. Jika tidak dipertahankan, maka 15 hingga 20 tahun ke depan, bakal habis," katanya.

Menurut dia, sebagian lahan yang masih tersisa sekarang ini sudah dikuasai pengembang. Berhubung belum dibangun oleh pengembang, kata dia, maka lahan pertanian tersebut masih bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk ditanami berbagai tanaman, dari padi hingga holtikutura.

Apalagi kondisi di lapangan, lanjut dia, saluran irigasi teknis sudah tidak ada. Kebanyakan sawah yang tersebar di sebagian Surabaya Timur, Surabaya Barat dan Selatan kebanyakan adalah tadah hujan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement