Kamis 17 Mar 2016 16:48 WIB

Impor Sapi Ancam Kesejahteraan Peternak

Rep: christiyaningsih/ Red: Taufik Rachman
Petugas menurunkan sapi impor asal australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (2/9).Republika/Edwin Dwi Putranto
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas menurunkan sapi impor asal australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (2/9).Republika/Edwin Dwi Putranto

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Keputusan pemerintah mengimpor sapi melalui PP Nomor 4 Tahun 2016 menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak Jawa Timur. Impor sapi mengancam peternak lokal.

Mislan, Ketua Kelompok Peternak Desa Gading Kulon Kabupaten Malang mengungkapkan daging impor adalah ancaman bagi para peternak. Ia mengatakan selama ini hasil penjualan sapi hidup (gelondongan) hanya memperoleh hasil pas-pasan.

Saat ini ia dan rekan-rekannya sesama peternak Kabupaten Malang menerima harga penjualan Rp 45 ribu untuk per kilogram sapi gelondongan. Harga itu diakuinya hanya menghasilkan keuntungan yang tipis jika dibandingkan dengan biaya pembesaran sapi. Mislan menyebut seekor sapi seberat 400 kilogram membutuhkan pakan konsentrat sebanyak lima kilogram per hari.

"Daging impor membahayakan kesejahteraan peternak," katanya saat ditemui dalam Sarasehan Kelompok Peternak Sapi Potong Jawa Timur, Kamis (17/3) di Malang.

Pembina Kelompok Tani Malang Raya, Hermanto, mengatakan pasokan daging wilayah Malang Raya masih dapat dikatakan aman. Ia bahkan memandang daging impor belum diperlukan di Jawa Timur. Mengingat provinsi ini dikenal sebagai gudang plasma nutfah sapi dan gudang ternak nasional.

Dosen Universitas Brawijaya ini mengatakan sapi yang disembelih di Malang Raya mencapai 150-200 ekor per hari. "Seekor sapi seberat 450 kilogram menghasilkan daging sekitar 200 kg, tetapi jika sapinya kurus dagingnya hanya sekitar 175 kilogram," jelasnya.

Ia juga menjelaskan saat ini usaha peternakan sapi potong sudah mulai menggeliat baik dengan sumber dana perbankan berupa KUR ataupun PKBL. Oleh karenanya pemerintah diharapkan memberi dukungan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan peternak sapi lokal.

Para peternak juga berharap Presiden Jokowi tidak membuka keran impor sapi dari India. Masuknya sapi dari India akan menyebabkan harga daging merosot. Menurutnya, sah-sah saja impor dilakukan untuk menjaga persediaan dan menstabilkan harga.

Akan tetapi pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan para peternak lokal. "Kalau sapi impor dari Australia masih bisa kita terima karena harganya kompetitif dengan daging lokal," tandas Hermanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement