Kamis 17 Mar 2016 11:00 WIB

Mayat Terduga Teroris Poso Ditemukan Membusuk

Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sesosok mayat pria yang diduga anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso ditemukan di Sungai Lariang, Desa Selo, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Selasa (15/3). Saat ditemukan kondisi mayat sudah dalam keadaan membusuk.

"Hasil identifikasi dan pemeriksaan sementara, jenazah itu diduga kuat adalah anggota Santoso," kata Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi di Palu, Kamis (17/3).

Jenazah dengan tinggi badan 180 cm itu sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Bhayangkara Palu untuk diautopsi dan identifikasi. Di tubuh korban ditemukan jam tangan merek Casio, kepala bagian atas berlubang dan di bagian pinggang ada bekas luka tembak dan kaki luka robek.

Hingga saat ini, kata Kapolda yang didampingi Karoops Kombes Pol Herry Rudolf Nahak dan Kabid Humas AKBP Hari Suprapto menyatakan belum ada warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarga.

Karena itu, tambah Kapolda, polisi membawa Zaelani, seorang tersangka teroris kelompok Santoso yang tertangkap hidup beberapa waktu lalu untuk mengenali jenazah itu, dan mengatakan bahwa memang ada anggota kelompok Santoso yang berciri tubuh seperti itu namun tidak memastikan identitasnya.

"Ada dua orang anggota kelompok Santoso yang berciri tubuh seperti mayat itu," ujar Kapolda mengutip penjelasan Zaelani.

Ketika ditanya apakah jenazah itu adalah korban kontak senjata dengan aparat Polri dan TNI yang tergabung dalam Operasi Tinombala atau korban eksekusi oleh pimpinan kelompok sipil bersenjata itu, Kapolda belum memastikan.

Informasi yang dihimpun, kelompok teroris pimpinan Santoso tersebut kini semakin terdesak di Dataran Napu, Kabupaten Poso, oleh personel Operasi Tinombala dan soliditas internal mereka semakin lemah sehingga besar kemungkinan Santoso mulai mengeksekusi anggota-anggotanya yang mulai tidak solid.

"Jenazah lelaki itu mungkin sekali adalah salah satu korban eksekusi pimpinan mereka," ujar sebuah sumber.

Santoso selaku pimpinan Mujahiddin Indonesia Timur yang melakukan aksinya di Poso selama ini konon semakin ketat mengawasi anggotanya setelah mereka kian terdesak. Para anggota yang diindikasikan mulai tidak solid akan langsung dieksekusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement