REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan meminta pondok pesantren ikut aktif berpartisipasi dalam memberantas peredaran Narkoba.
"Bahaya Narkoba besar dan tidak ada ukuran agama, muda, tua, orang biasa. Tidak usah kaget jika ada pejabat yang terkena. Saya titip supaya semua bisa antisipasi penyalahgunaan Narkoba," katanya di Pondok Pesantren Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Luhut menyayangkan adanya pejabat yang terlibat penyalahgunaan Narkoba, seperti kasus yang baru terungkap oleh BNN yang menggerebek rumah pribadi Bupati Ogan Ilir (OI) AW Nofiadi. Ia menilai hal itu bisa menimpa pejabat manapun.
Selain masyarakat umum, Narkoba juga menyusup ke santri. Modusnya diberikan pil atau permen untuk vitamin. Santri yang mengonsumsi tidak sadar, dan baru mengetahui jika ia mengonsumsi Narkoba dalam kondisi sudah kecanduan. Di Jatim bahkan terdapat laporan Narkoba masuk ke santri.
Luhut sangat berharap para santri juga ikut berpartisipasi aktif ikut memberantas penyalahgunaan narkoba, salah satunya dengan melaporkan jika ada yang ketahuan mengonsumsi narkoba. Sebab, jika sudah sampai tujuh kali atau lebih narkoba yang dikonsumsi sudah mulai merusak saraf.
"Jika saraf rusak, generasi muda hilang. Narkoba ini lebih berbahaya ketimbang terorisme. Untuk itu, memberantas Narkoba tidak bisa sendirian, tapi bersama-sama," ujarnya.