Rabu 16 Mar 2016 17:04 WIB

Pemkot Bandung Segera Kembangkan PLTSa

Rep: C26/ Red: Winda Destiana Putri
Desain pembangkit listrik tenaga sampah terbesar di Cina.
Foto: SHL
Desain pembangkit listrik tenaga sampah terbesar di Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) tahun 2016 ini.

Proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi pengolahan sampah menjadi hal yang lebih bermanfaat.

Sejumlah investor dari luar negeri pun berdatangan menawarkan teknologi terkait pengelolaan sampah untuk diterapkan di Kota Bandung.

Salah satunya investro dari negeri kanguru, Australia yang datang mempresentasikan pengolahan sampah berbasis teknologi canggih.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku tertarik dengan teknologi pemgolahan sampah asal Australia lantaran menggunakan gabungan teknologi biodigester dan gasifikasi. Sampah yang dihasilkan dapat diolah menjadi energi baru.

"Ini menggunakan (teknologi) gabungan, ada biodigester dan gasifikasi. Kalau sampah plastik pakai gasifikasi nantinya dicairkan terus dijadikan energi juga. Jadi multi lah, bagus," kata pria yang akrab disapa Emil di Pendopo Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/3).

Menurutnya, pengolahan sampah yang ditawarkan juga tidak merepotkan tetapi menyelesaikan masalah sampah. Semua jenis sampah bisa masuk diolah tanpa harua dipilah terlebih dahulu yang basah mau tidak.

Ia menjelaskan teknologi yang dikembangkan dapat menyesuaikan antara sampah organik dan anorganik. Untuk yang anorganik bisa diolah menjadi gas dan cairan untuk energi listrik.

Investor yang menawarkan dari Australia adalah Green Energy Resources. Selain teknologi yang canggih harga tipping fee yang ditawarkan juga lebih murah sehingga dinilai menguntungkan.

"Teknologi yang kita harapkan karena itu tidak pakai pembakaran insinerator hasilnya sama investasi dari mereka tipping feenya lebih murah," ujarnya.

Selain Australia, Kanada juga menjadi negara yang menawarkan investasi teknologi pengolahan sampah menjadi sumber PLTSa.

Namun demikian dirinya belum memberikan keputusan untuk menggandeng investor asal Australia dalam pembangunan PLTSa di Kota Bandung.

Sebab nantinya investor ini harus melakukan negosiasi terlebih dahulu dengan PT BRIL sebagai perusahan lokal pemenang lelang yang harus ikut dilibatkan.

Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji terlebih dahulu perpres yang telah ditandatangi oleh presiden terkait terkait PLTSa.

Emil menargetkan keputusan akan dikeluarkan dalam waktu empat minggu untuk menentukan investor yang terpilih untuk menggarap teknologi pengelolaan sampah dalam pembangunan PLTSa di Kota Bandung. Pasalnya proyek ini harus segera dikerjakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement