Selasa 15 Mar 2016 10:18 WIB

Rawan Dimasuki Kelompok Radikal, Polda Jatim Gencarkan Deradikalisasi

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji.
Foto: Antara
Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak kelompok radikal. Sehingga tak heran apabila penggerebakan terduga teroris beberapa kali terjadi di Jawa Timur.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Anton Setiadji mengakui bahwa wilayahnya banyak yang rawan dimasuki kelompok radikal. Misalnya seperti di Batu, Lamongan, Madiun, Mojokerto, dan Magetan. "Terus terang daerah rawan di Jawa Timur banyak sekali," ujar Anton, di Mapolda Jawa Timur, Selasa (15/3).

Anton mengungkapkan, paham radikal mudah masuk di daerah yang masyarakatnya terkucilkan. Misalnya di Lamongan. Sedangkan, modus yang digunakan pun terus mengalami perkembangan. Terdapat satu pola yang mudah diterima masyarakat yaitu dengan berkedok bakti sosial.

Untuk itu, kata Anton, pihaknya mengandalkan tiga pilar utama untuk mencegah masuknya paham radikal. Tiga pilar tersebut yaitu, Babinsa, Babinkamtibmas dan kepala desa. Melalui tiga pilar tersebut, sosialisasi anti radikalisme rutin dilaksanakan.

Saat ini, lanjutnya, baru dengan ceramah di seminar merupakan cara yang digunakan untuk menangkal paham radikalisme. Di samping itu, Anton terus memantau mantan terpidana teroris. Jenderal bintang dua itu mengaku, setiap dua bulan bertemu dengan mantan terpidana teroris terutama eks kelompok Lamongan.

"Bahkan memberikan bantuan untuk mata pencaharian," Anton menambahkan.

Mabes Polri saat ini menggecarkan sosialisasi anti radikalisme hingga di tingkat polres. Hal tersebut sebagai bentuk pencegahan munculnya aksi terorisme.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement