Selasa 15 Mar 2016 01:10 WIB

SBY Harap Harga Beras Tetap Terjangkau

Rep: Amri Amrullah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mantan Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi istrinya Ani Yudhoyono (kedua kiri) menyapa petugas kesehatan saat melintas di Jalan Jendral Sudirman pada kegiatan
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Mantan Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi istrinya Ani Yudhoyono (kedua kiri) menyapa petugas kesehatan saat melintas di Jalan Jendral Sudirman pada kegiatan "SBY Tour De Java", Ciamis, Jawa Bar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap pemerintah tetap menjaga harga beras terjangkau di masyarakat. Namun, Ketum Partai Demokrat (PD) ini juga meminta pemerintah menjaga harga jual gabah tetap tinggi di petani.

Hal ini disampaikan SBY sepekan safari Tour de Javanya, di Boyolali, Jawa Tengah, Senin (14/3). Menurut SBY, pemerintah harus peduli kepada kebijakan dan program pro rakyat khususnya untuk kesejahteraan petani.

"Beras tentu sangat penting, kesejahteraan petani penting, harga beras yang terjangkau juga penting. Tidak boleh petani menjual gabah kering giling harganya jatuh, Pemerintah dari Presiden, Menteri sampai tingkat bawah harus mempunyai kebijakan dan program yang pro rakyat," ujar SBY.

Ia meminta agar harga jual ditingkat petani jangan sampai terlalu rendah, agar tidak merugikan para petani itu sendiri. Menurutnya dengan kebijakan pemerintah yang tepat harga beras dipasaran bisa dibeli oleh masyarakat. "Saya pikir itu harus diperhatikan sungguh-sungguh karena ini suara rakyat," kata dia.

SBY mengingatkan pemerintah, agar program yang dulu berjalan baik, hasilnya nyata dan disukai rakyat, sebaiknya pemerintah tidak membuang atau ditinggalkan, karena itu bentuk nyata.

"PNPM, KUR, BOS, Beasiswa Miskin, Jamkesmas, BPJS, bantuan lanjut usia, banyak sekali saya dengar dari bandung, tasikmalaya, ciamis, purwokerto masyarakat senang dengan program itu. Bolehlah namanya diganti2, saya tidak ada masalah, tetapi jangan dibuang ataupun hilang dari masyarakat, pemerintah kembangkan atau ditambahkan lagi dengan program-program baru asal jelas, Tidak bertabrakan satu sama lain." ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement