Senin 14 Mar 2016 21:00 WIB

Program Green Campus Ditentang, Ini Reaksi Rektor IPB

Rep: c32/ Red: M Akbar
Rektor IPB, Herry Suhardiyanto menyampaikan pemaparan laporan kinerja IPB saat Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diselenggarakan di Gedung Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat, Ra
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Rektor IPB, Herry Suhardiyanto menyampaikan pemaparan laporan kinerja IPB saat Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diselenggarakan di Gedung Auditorium Andi Hakim Nasution Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat, Ra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para supir ojek pangkalan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan demo di pelataran Graha Widya Wisuda Kampus Dramaga. Rektor IPB (2012-2017) Herry Suhardiyanto menyatakan tetap menjalankan program Green Campus 2020.

 

''Kami tetap akan menjalankan program Green Campus 2020 yang sudah disosialisasikan sejak 1 Maret 2016, setelah ini nggak ada demo kok mudah-mudahan,'' kata Herry saat diwawancarai di ruangannya, Senin (14/3).

 

Herry juga menjelaskan tidak ada maksud untuk menjebak siapapun dengan program Green Campus. Ia mengaku paham jika ada banyak pihak yang merasa dirugikan akibat program tersebut terutama mengenai mengenai pengelolaan transportasinya.

 

''IPB mencanangkan green transportasi sudah sejak 1 September 2015, komponen yang termasuk di Green Campus 2020 ini untuk mengkampanyekan orang naik sepeda di lingkungan IPB,'' kata Herry.

 

Herry menambahkan, sosialisasi tersebut juga sudah didialogkan bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPB. Bahkan, kata dia, IPB memberikan solusi jika ojek IPB tidak bisa beroperasi di dalam kampus maka bisa bekerja di IPB sebagai supir bus atau mobil listrik.

 

Dengan berlakukanya program tersebut, kini siapapun pengendara di lingkungan IPB tidak bisa hanya sekedar melintas untuk memotong jalan. Selain itu, setiap mobil dan motor kini dikenakan pembayaran parkir hanya satu rupiah untuk sekedar pendataan.

 

Bagi supir ojek, pihak kampus masih terbuka untuk kesediannya bergabung bekerja di IPB. ''Saya masih menunggu, kami sengaja masih mengosongkan lapangan kerja seperti supir bus kampus atau mobil listrik agar tukang ojek kbisa bergabung,'' jelas Herry. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement