REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur belum juga surut. Bahkan kondisinya pada Senin (14/3), lebih parah dari sehari setelah Nyepi, Kamis (10/3) lalu.
Dari pengamatan Republika.co.id, antrean panjang kendaraan sampai sekitar sembilan kilometer, melewati objek wisata Watu Dodol yang terletak di sebelah utara Palabuhan Ketapan, sebelumnya hanya tiga kilometer. Itu pun sebagian besar kendraan yang akan menyeberang sudah dimasukkan ke areal parkir Terminal Sri Tanjung.
Manager Operasional PT ASDP Pelabuhan Ketapang, Wahyudi Susuyanto saat dikonfirmasi menolak memberikan keterangan, dia menjanjikan memberikan informasi perihal kemacetan pada sore hari. Namun saat dihubungi lagi, handphone-nya tidak diaktifkan.
"Saya sedang mendampingi Bapak Bupati Banyuwangi, nanti aja nelponnya, kata Wahyudi saat dihubungi sebelumnya.
Sementara Manager Operasional PT ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Sugeng Purwono, menolak memberikan keterangan. Dia beralasan penumpukan ada di Pelabuhan Ketapang dan itu bukan wilayah kewenangannya. Sedangkan yang menjadi tanggungjawabnya adalah di Pelabuhan Gilimanuk.
Akibat penumpukan kendaraan yang didominasi oleh truk pengangkut barang, petugas kepolisian mengalihkan arus kendaraan yang baru masuk dari Bali ke Pulau Jawa diarahkan ke jalur selatan. Jalur alternatif yang biasa digunakan "membuang" kendaraan ke selatan dan keluar sekitar tiga kilometer ke sebelah utara pelabuhan, tidak bisa digunakan. Karena antrean kendaraan masih enam kilometer lagi dan bila ada kendaraan yang memaksa masuk berlawanan arah, akan terjadi kemacetan yang lebih parah.
Dengan kondisi antrean yang panjang, mobil-mobil penumpang perlu 3-4 jam untuk antre di Pelabuhan Ketapang, hingga bisa naik ke kapal. Sedangkan kendaraan barang beukuran besar, mengantre antara 10-12 jam agar bisa naik ke kapal. Untuk sampai ke Pelabuhan Gilimanuk, mulai kapal bertolak hingga bersandar, diperlukan waktu sekitar dua jam.