REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar akan tumbuh besar apabila didukung oleh figur kuat. Tak hanya sekadar figur kuat, sosok tersebut haruslah memiliki dua prinsip yakni tidak menyakiti rakyat dan kader.
Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional Himpunan Mahasiswa Peduli Indonesia (HMPI) Tri Joko Susilo mengatakan Golkar harus diisi figur-figur yang sensitif terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.
"Pernyataan-pernyataan di media oleh figur Golkar harus mewakili arus besar selama itu benar, namun harus santun, terkontrol emosinya, menampilkan ide segar dan penampilan terbaik sebagai partai yang mengayomi rakyat sejak zaman Pak Harto," kata Tri, Senin (14/3).
Kader di daerah sebagai ujung tombak partai dan rakyat menjadi taruhan Golkar untuk menjadi partai besar. Sosok ketua umum yang akomodatif dan figur calon Presiden kuat adalah solusinya. Menurut Tri, tidak ada cara lain untuk membuat Golkar kembali menjadi partai besar selain figur capres kuat dan ramah dengan kader dan rakyat.
"Solusinya hanya itu. Kami sudah mempelajari strategi-strategi partai sejak era dulu. Dan ternyata kompetensi inti kebesaran partai adalah siapa tokoh capresnya, siapa tokoh utamanya. Apalagi capres itu jadi ketua umum," kata dia.
Dia menyebut sekreatif dan seorisinil apapun manajemen partai, dapat dengan mudah ditiru partai lain sehingga tidak ada pembeda. Namun ketokohan tak dapat ditiru. Sekali lagi, tokoh tersebut tidak boleh menyakiti kader dan rakyat. Pernyataannya-pernyataannya haruslah reaksi tepat dan bersikap secara teratur, lembut, berkarakter dan jelas menyampaikan ke publik.