REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan di Kota Kendari mulai Desember 2015. Namun, intensitas hujan rutin baru terjadi pada Februari 2016 karena adanya el nino.
"Karena el nino berdampak pada mundurnya musim hujan dan menyebabkan beberapa daerah di Sultra minim curah hujan," kata pengamat cuaca dari BMKG Sultra, Adi Istiyono di Kendari, Ahad (13/3).
El nino terjadi karena suhu muka laut di equator pasifik memanas, sehingga tekanan udara merendah yang menarik masa uap air di Indonesia. Akibatnya uap air yang menjadi bahan baku hujan terserap ke arah pasifik dan menimbulkan kurangnya curah hujan di suatu daerah.
Ia menambahkan, el nino masih tinggi dan pada April diperkirakan normal kembali. Hal ini berarti curah hujan normal dan baru akan terjadi di bulan April 2016.
Adi menjelaskan, posisi Sulawesi Tenggara, yakni letak topografinya menyebabkan musim hujan lebih panjang dibanding kemarau karena diapit oleh lautan yang luas sehingga musim kemarau di Kendari hanya berlangsung tiga bulan, yaitu Juli hingga awal Oktober.