REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ternyata memiliki kartu mati jelang Pilkada 2017. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti.
"Kartu mati bagi Ahok itu reklamasi. Itu kartu truf Ahok. Ini kan masalah besar buat warga Jakarta," kata Ray dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Ahad (13/3).
Jika isu itu terus digeber calon lain, Ahok bakal berada dalam bahaya. Suami Veronica Tan itu bisa saja mengikuti jejak sang adik Basuri Tjahaja Purnama yang kalah di Belitung Timur.
Namun, Ray menilai, hingga saat ini belum ada bakal calon Gubernur DKI yang bersuara lantang menolak reklamasi. Padahal, calon lain bisa mengambil hati warga DKI karena Ahok tak berpihak pada rakyat kecil.
"Ahok ini kan dicitrakan tidak pro-rakyat kecil. Selalu melakukan penggusuran. Nah, harusnya penantang ini mencitrakan diri sebagai yang pro rakyat kecil, menolak penggusuran yang dilakukan Ahok," kata Ray.
Seperti diketahui, proyek reklamasi senilai Rp 300 triliun di Teluk Jakarta, ditujukan bagi para orang kaya. Sebab, properti mewah di kawasan itu harganya memang tak mungkin dijangkau rakyat biasa.
"Sudah jelas tujuan Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan izin reklamasi Teluk Jakarta adalah untuk kepentingan pengembang. Jadi kondisi ini perlu dipertanyakan lagi oleh masyarakat," ucap Maman Firmansyah, tokoh masyarakat Jakarta Utara yang juga menjadi Ketua PPP DPRD DKI Jakarta.