REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk optimistis dapat menuntaskan pembangunan prasarana kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek).
"Kami optimis karena kesiapan teknis dan pendanaan untuk proyek sepanjang 83,6 kilometer ini sudah tersedia," kata Direktur III Adhi Karya, Joko Prabowo dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (12/3).
Menurut Joko, saat ini perseroan tengah menyelesaikan tahap pertama pekerjaan konstruksi di wilayah Cibubur - Cawang.
"Mungkin bisa dilihat Cibubur - Cawang itu kan harus diselesaikan dalam tahap 1. Itu sudah 14 km tiang pilar dikerjakan. Sudah dalam pogress itu. Memang ada sedikit review design terhadap grider-nya," katanya.
Dikatakannya juga, kemajuan pekerjaan juga telah mencapai wilayah Bekasi Timur. Diharapkan tahapan-tahapan penyelesaian pengerjaan dapat rampung pada 2018 mendatang.
"Bekasi Timur juga sudah mulai pengeboran. Kemudian ke arah kota. Diharapkan 2018. Secara teknis, sudah selesai 2018," katanya.
Adhi Karya akan mendapat tambahan permodalan sebesar Rp 2,75 triliun yang diperoleh dari penerbitan saham terbatas (rights issue). Rinciannya, berasal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1,40 triliun dan publik Rp 1,35 triliun.
Dana right issue itu digunakan sebagian untuk membiayai proyek LRT berserta stasiun dan properti pendukungnya dengan konsep transit oriented development, termasuk fasilitas park and ride.
Pada 9 September 2015, Adhi Karya telah meresmikan dimulainya pembangunan LRT. Peresmian proyek dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Proyek LRT akan dibangun dua tahap. Pada tahap pertama mencakup tiga trase, yaitu Cibubur-Cawang sepanjang 13,7 km, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 km dan Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,9 km.
Lalu, pada tahap kedua pembangunan LRT mencapai 41,5 km dan meliputi lintas layanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, Palmerah-Grogol.