Jumat 11 Mar 2016 19:25 WIB

25 Desa di Boyolali Rawan Longsor

Longsor
Longsor

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sebanyak 25 desa tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masuk wilayah rawan longsor yang harus diwaspadai warga sekitarnya.

"Kami mencatat ada 25 desa yang tersebar di enam kecamatan di Boyolali yang masuk daerah bencana rawan tanah longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Khamdani, di Boyolali, Jumat (11/3).

Oleh karena itu, Nur Khamdani meminta warga pada puncak musim hujan saat ini, lebih waspada daerahnya yang masuk daerah rawan tanah longsor.

Menurut dia, desa-desa yang rawan longsor tersebut mayoritas di kawasan lereng Gunung Merapi dan Merbabu, seperti di Kecamatan Ampel, Selo, Cepogo, Musuk, sedangkan Boyolali bagian utara antara lain Kemusu, dan Klego.

Menurut dia, untuk Kecamatan Selo yang masuk daerah rawan bencana tanah longsor ada 10 desa, Cepogo bagian barat ada tiga desa, Musuk dan Ampel masing-masing empat desa.

"Boyolali bagian utara yang masuk rawan tanah longsor, di Kecamatan Klego antara lain Desa Gondanglegi dan kawasan Gunungmadu, sedangkan Kemusu ada satu desa," katanya.

Menurut dia, daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli Geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat atau di kawasan lereng Merapi dan Merbabu," katanya.

Bahkan, kata dia, kondisi tanahnya di kawasan pegunungan tersebut gembur banyak terdapat batuan muda dan pasir, sehingga berpotensi terjadi tanah longsor jika sering turun hujan deras di kawasan itu.

Selain itu, kondisi struktur tanah di kawasan Boyolali bagian utara seperti Klego dan Kemusu, lempung dan gerak atau labi, sehingga dikhawatirkan rawan longsor.

Kendati demikian pihaknya mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana tanah longsor agar meningkatkan kewaspadaannya dengan cara sistem ronda secara bergilir sebagai langkah antisipasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement