REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjadikan program Citarum Bestari (Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari) sebagai prioritasnya.
Karena, ia ingin mengubah kegagalan pasar terhadap air bersih. Saat ini, air di Jabar banyak, tapi tidak bisa dimanfaatkan oleh manusia.
"Kalau program pembangunan ribuan gedung sekolah baru, bandara, tol, itu disebut program unggulan. Maka, Citarum Bestari itu program superunggulan, superprioritas," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Kamis (10/3).
Aher mengatakan, ke depan, akan dicanangkan dengan pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar untuk mencanangkan gerakan tidak boleh membuang apa pun ke Sungai Citarum. Ia ingin ada komitmen agar ke depan itu jangan membuang apa pun ke sungai.
"Baik itu warga atau untuk perusahaan sekitar Citarum," katanya.
Ketika ditanyakan apakah diperlukan aturan, seperti peraturan gubernur (pergub), untuk memperkuat komitmen larangan membuang apa pun ke Sungai Citarum, Aher menuturkan tidak perlu.
"Enggak perlulah, saya malah berpikir kalau dipergubkan, itu malah nanti menjadi pergub ompong. Pergubnya ada, tapi tidak ditaati," katanya.
Aher mengatakan, hingga saat ini, ia terus melakukan evaluasi terhadap program Citarum Bestari. Karena, bisa menjernihkan separuh air di sungai tersebut, maka dampak yang besar akan dirasakan oleh alam dan umat manusia.
Kalau Jabar berhasil membeningkan separuh saja air di Sungai Citarum, akan menjadi keberhasilan dunia. "Karena, 25 juta manusia langsung dan tidak langsung terpengaruh oleh Citarum ini," katanya.