REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Suasana Hari Raya Suci Nyepi di Desa Beraban, yang berada tidak jauh dari Kawasan Obyek Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, tampak hening dan damai, karena seluruh masyarakat di daerah itu melaksanakan tapa brata penyepian.
"Situasi di Desa Pakraman Beraban dan kawasan obyek wisata Tanah Lot sejak Pukul 06.00 Wita hingga 20.00 Wita masih tampak sepi," kata Ketua Pecalang (petugas keamanan desa adat) Beraban, Wayan Sukir di Tabanan, Rabu (9/3) malam.
Wayan Sukir mengatakan tapa brata penyepian merupakan empat pantangan yang harus dilakukan Umat Hindu saat Nyepi yakni tidak melakukan bepergian keluar rumah (amati lelungan), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), tidak berfoya-foya atau mengumbar hawa nafsu (amati lelanguan).
Wayan Sukir menambahkan, sampai saat ini ada empat masyarakat di desa itu yang dalam kondisi sakit sehingga dirujuk ke rumah sakit terdekat dan dokter praktek swasta.
"Tadi ada satu orang warga Desa Beraban dirujuk ke rumah sakit Surya Husada Denpasar, dan satu lagi ke RSUD tabanan," ujarnya.
Kemudian, dua orang warga yang sakit ringan itu, sudah dibawa berobat keluarganya ke dokter swasta di seputaran desa setempat.
"Untuk dua warga yang dirujuk ke rumah sakit tadi, sudah didampingi tim pecalang desa, bersama keluarganya agar mendapat akses cepat ke rumah sakit," katanya.
Ia menambahkan, untuk jumlah keseluruhan pecalang yang disiagakan di Desa Beraban hingga kawasan Tanah Lot berjumlah 45 orang dari 15 banjar adat yang terdapat di Desa Pakraman Beraban itu.
"Semua petugas yang kami siagakan Nyepi saat ini mengerahkan tim dengan kekuatan penuh, agar kondisi desa dapat kondusif hingga esok harinya (10/3)," ujar Wayan Sukir.