REPUBLIKA.CO.ID, PALUPUH -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Kototabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menganalisis efek gerhana matahari pada Rabu pagi.
Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BPAA) LAPAN, Kabupaten Agam, Syafrijon di Palupuh, Rabu, mengatakan, analisis tersebut akan memakan waktu satu hari dan bekerjas ama dengan Lapan di Kota Bandung.
"Di sini ada perangkat pengamatan atmosfer dan antariksa. Semua data yang terkumpul akan dikirim ke LAPAN Bandung untuk menganalisis efek dari gerhana matahari pagi tadi," katanya.
Ia mengatakan, sejak beberapa hari sebelum gerhana semua peralatan tersebut telah dipersiapkan agar dapat bekerja dengan baik saat peristiwa itu berlangsung.
"Berdasarkan pengalaman pada gerhana sebelumnya, efeknya biasanya terjadi pada profil angin dan anomali di lapisan ionosfer. Nanti akan dapat diketahui bagaimana perbedaannya saat sebelum dan sesudah gerhana," jelasnya.
Terkait gerhana matahari yang terjadi pagi tadi, ia menyebutkan mulai berlangsung sejak pukul 06.14 WIB. Dari pukul 6.00 WIB kami sudah bersiap namun saat itu kondisi matahari masih belum tampak karena tertutup awan hingga pukul 06.10 WIB.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari BPPA Agam, gerhana mulai berlangsung sejak pukul 06.14 sampai 08.20 WIB. "Gerhana berlangsung selama lebih kurang dua jam, sementara puncaknya berlangsung selama lebih kurang dua menit," ujarnya.