REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Awan menyelimuti kawasan Palembang, saat gerhana matahari total terjadi Rabu (9/3) pagi. Akibatnya warga tidak dapat menyaksikan fenomena alam tersebut secara sempurna.
Meski demikian ribuan orang yang memadati plaza Benteng Kuto Besak tetap antusias menyaksikan GMT dengan menggunakan kacamata khusus dan mata telanjang.
Saat pukul 7.30 WIB, suasana berubah gelap gulita dan ribuan orang yang memadati kawasan Jembatan Ampera itu pun spontan bersorak-sorai.
Momen puncak yang hanya berlangsung dua hingga tiga menit itu tidak luput diabadikan para penikmat GMT. Arimbi, warga Jalan KHA Azhari, Kelurahan 13 Ulu Palembang mengatakan sejak pukul 05.00 WIB berada di kawasan BKB untuk menyaksikan momen GMT.
"Sayang sekali tertutup awal, tapi tidak apa, sempat juga melihat ring matahari ketika tertutup bayangan gelap bulan," kata dia.
Sementara itu, selang satu jam setelah GMT terjadi kemacetan total di sekitar kawasan BKB, salah satunya di Jalan Depaten Baru. Kemacetan ini disebabkan puluhan kendaraan parkir di badan jalan.