Selasa 08 Mar 2016 11:17 WIB

Tim Ekspedisi Gerhana Matahari Dilepas ke Belitung

Peneliti dari NASA mempersiapkan peralatan untuk mengamati gerhana matahari total di lapangan Pendopo Jikomobon, Maba, Halmahera Timur, Senin (7/3).  (Antara/Rosa Panggabean)
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Peneliti dari NASA mempersiapkan peralatan untuk mengamati gerhana matahari total di lapangan Pendopo Jikomobon, Maba, Halmahera Timur, Senin (7/3). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya?Rizal Ramli melepas tim ekspedisi Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 yang akan berlayar menuju Perairan Bangka Belitung. Kawasan itu salah satu kawasan yang dilintasi GMT selain daerah lainnya di Indonesia.

"Maka harus dimulai dari hal sederhana, karena kita mencintai laut," kata Rizal kepada hadirin saat pelepasan peserta ekspedisi di halaman Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/3).

Para peserta sendiri nantinya akan berlayar pada 8 hingga 10 Maret dengan tujuan Perairan Bangka Belitung menggunakan kapal milik Pelni yaitu KM Kelud. Peserta berasal dari berbagai latar belakang di antaranya pelajar, jurnalis, peneliti dan sejumlah tamu undangan.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Andi Eka Sakya mengatakan terdapat 11 provinsi yang dilintasi GMT yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Sementara itu, kota-kota besar yang diperkirakan dilalui GMT adalah Muko-muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate.

Gerhana matahari total, Andi mengatakan, adalah fenomena alam dengan kedudukan matahari, bulan dan bumi berturut-turut berada dalam satu garis lurus. Efek dari posisi itu membuat sebagian wilayah akan terkena bayangan gelap bulan. Akibatnya, wilayah yang terkena bayangan gelap bulan tidak dapat melihat matahari secara langsung.

"Dalam proses itu, diperkirakan akan terjadi perubahan berbagai fenomena alam yang berbeda dibandingkan bumi saat tidak mengalami GMT," ujarnya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement