REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, menghemat pemakaian listrik sekitar Rp 154 juta selama 24 jam penutupan bandara setempat menghormati Hari Raya Nyepi, Rabu (9/3).
Pelaksana Tugas Sementara General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Subakir, Selasa (8/3), menjelaskan angka tersebut merupakan rata-rata biaya operasional harian yang dikeluarkan pihaknya selaku pengelola bandara.
Selain listrik, salah satu bandara tersibuk di Indonesia itu juga menghemat pemakaian air sebesar Rp 17 juta dan telepon Rp 12 juta yang biasa dikeluarkan sebagai biaya operasional sehari-hari. Operasional bandara yang baru saja meraih predikat bandara terbaik se-Asia Pasifik itu berhenti mulai Rabu (9/3) pukul 06.00 Wita hingga Kamis (10/3) pukul 06.00 Wita.
(Baca: Ribuan Pecalang Siap Amankan Nyepi di Buleleng)
Penutupan bandara tersebut telah diinformasikan kepada seluruh pelaku penerbangan di dunia dengan dikeluarkannya surat peringatan kepada pelaku penerbangan atau "Notice to Airmen" (Notamn) bernomor A-0087/16. Notamn itu dipublikasikan sejak 15 Januari 2016 yang diterbitkan oleh AirNav Indonesia bekerja sama dengan Angkasa Pura Ngurah Rai.
Selama 24 jam penutupan bandara itu, sebanyak 387 jadwal penerbangan reguler tidak beroperasi yang terdiri dari 229 penerbangan domestik dan 158 penerbangan internasional. Penerbangan tersebut di antaranya Garuda Indonesia sebanyak 104 jadwal dan Lion Air 55 penerbangan untuk sejumlah rute domestik dan internasional.
Menghormati Hari Raya Nyepi, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai telah ditutup 24 jam sejak 2000.