REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basuki Tjahaja Purnama resmi melamar Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono. Keduanya akan maju sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017 besok. "Iya benar," kata juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas di Jakarta, Selasa (8/3).
Amalia mengatakan, Heru ditunjuk untuk mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ini berdasarkan rapat yang dilakukan Basuki bersama Teman Ahok di kediaman orang nomor satu di Jakarta itu, Ahad (6/3) malam lalu.
Bukan sembarang pilih, penunjukan Heru tentu melewati proses pertimbangan yang matang. Bahkan, Heru harus melangkahi nama Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Djarot Saeful Hidayat.
Sebagai wakil gubernur, Djarot sudah teruji dan sejauh ini dinilai cocok dengan Ahok. Djarot bahkan nyaris masuk dalam form dukungan KTP jika dia bersedia maju melalui jalur independen tanpa didukung PDIP.
Tidak mendapatkan kepastian terkait pencalonan Djarot, muncullah nama Heru Budi Hartono. Heru dinilai berani pasang badan untuk memperjuangkan transparansi perencanaan dan penggunaan anggaran di DKI Jakarta.
Amalia mengatakan, Heru kemudian dipanggil ke Pantai Mutiara alias kediaman Ahok untuk berdiskusi masalah tersebut. Heru lantas bersedia mendampingi Ahok. Dia bahkan tidak keberatan untuk mundur dari posisinya sebagai PNS DKI menjelang pendaftaran cagub-cawagub ke KPUD. "Sekitar Agustus nanti akan kami daftarkan," kata Amalia.
Amalia menambahkan, maju sebagai calon pejawat melalui jalur independen tentu bukan hal yang mudah. Langkah itu juga diakuinya penuh risiko. Berbeda dengan partai politik yang memiliki jaringan di seluruh level pemerintahan dan lembaga negara.
Sementara dari data yang dikutip situs resmi Teman Ahok, target pengumpulan satu juta KTP hingga saat ini baru mencapai 774.452 buah. Itu dibutuhkan sebagai dukungan pencalonan Ahok sebagai gubernur DKI.