Senin 07 Mar 2016 22:13 WIB

Dampak Kabut Asap, Omzet Industri Makanan Pekanbaru Merosot

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru, Riau, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Omzet industri rumah memproduksi makanan ringan seperti pisang salai, kripik bawang, steak keju, amplang, genepo, kerupuk malaysia dan kerupuk cabai kini masih merosot bahkan hingga 50 persen sebagai dampak kabut asap melanda daerah itu pada 2015.

"Kabut asap beberapa bulan terakhir telah berdampak merosotnya pembeli karena aktivitas ekonomi di daerah ini terganggu. Kami pun terpaksa mengurangi karyawan karena berkurangnya pendapatan," kata Darleni (50) pemilik usaha industri rumah tangga "Kue Winda", di Pekanbaru, Senin (7/3).

Menurut Darleni, omset per bulan pada 2015, bisa mencapai Rp 1,5 juta/hari atau dengan keuntungan bersih sekitar Rp 540 juta/tahun.

Usaha ini dibantu lima karyawan dengan upah Rp 50 ribu per hari dengan pekerjaan menggoreng atau membungkus.

"Namun akibat asap, pendapatan menurun 50 persen, dan terpaksa mengurangi tiga karyawan," katanya dan menambahkan usaha ini dikelola sudah delapan belas tahun.

Ia menjelaskan, industri rumah tangga yang dikelola bermodal awal dari uang pribadi Rp 300 ribu (saat ini setara Rp 3,5 juta, red) itu hingga kini masih memakai peralatan tradisional seperti pisau potong manual dan memasak dengan tungku gas.

Namun teknologi baru sudah dipakai untuk kemasan, memiliki merek, izin dari dinas kesehatan, dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru.

Ia menyebutkan aneka kue kering yang diproduksi di Jalan Merak 11 No.1 RT 03 RW 18 Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru ini dirintisnya sejak 1998, semula kue-kue basah seperti kue talam, onde-onde dan lemang hanya sebatas memenuhi permintaan warung dekat rumahnya.

Beberapa tahun kemudian berkembang peyek kacang, peyek tempe, peyek ikan dan keripik pisang, kemudian bertambah dengan jenis lain menjadi steak keju, amplang, genepo, kerupuk malaysia dan kerupuk cabai.

"Kue kering itu telah dipasarkan selain ke Malaka, juga ke Jakarta dan berbagai daerah dan kota di Provinsi Riau, dengan sejumlah sentra perbelanjaan modern di Pekanbaru," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement