Senin 07 Mar 2016 16:56 WIB

23 Juta Anak Ditarget Ikut Imunisasi Polio

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral di Kantor Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (7/3).
Foto: Antara/Jojon
Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral di Kantor Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, seluruh daerah telah siap menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 8 hingga 15 Maret 2016. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi mengatakan, pemerintah menargetkan 23.721.004 anak di seluruh Indonesia bisa mendapatkan vaksin ini.

“Semua harus dapatkan vaksin tanpa dibedakan apapun termasuk para pendatang,” ujar Oscar kepada Republika.co.id, Senin (7/3).

PIN diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 0 sampai 59 bulan yang dianggap rentan terkena Polio. Menurut Oscar, PIN akan digelar di pos PIN, Posyandu, polindes, Poskesdes dan Puskesmas. Kemudian di Rumah Sakit dan pos pelayanan imunisasi lain yang berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.

Vaskin yang digunakan pun sudah dipastikan bebas dari bahan babi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyetujui pelaksanaan PIN ini. Oleh sebab itu, dia berharap seluruh anak Indonesia bisa mendapatkan pelayanan PIN ini tanpa takut adanya unsur babi pada vaksin.

Oscar juga menambahkan alasan Indonesia mengadakan PIN kembali. Hal ini karena Indonesia selama ini sudah memperoleh sertifikat bebas polio dari WHO pada Maret 2014. Semenjak 2006 juga belum ada informasi kembali ihwal adanya anak Indonesia yang terkena Polio.

Menurut Oscar, pelaksanaan PIN 2016 atas rekomendasi WHO. Pada 1988, 125 negara termasuk Indonesia dianggap sebagai negara endemis Polio. Namun jumlah ini berkurang menjadi dua negara saja pada tahun ini, yakni Afghanistan dan Pakistan saja.

Meski hanya dua negara yang belum bebas polio, WHO menilai dua negara tersebut tetap memiliki potensi untuk menyebarkan penyakit polio. Indonesia masih memiliki risiko tinggi terjangkit polio kembali. Untuk itu, WHO pun memerintahkan sejumlah negara termasuk Indonesia untuk menyelenggarakan PIN. sehingga, dia melanjutkan, Indonesia bisa benar-benar terbebas dari polio.

baca juga: Hewan-Hewan Ini Mungkin akan 'Tertipu' Gerhana Matahari Total

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement