Senin 07 Mar 2016 15:13 WIB

Harga Cabai Melonjak di Pasar, Ini Penyebabnya

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nur Aini
Harga Cabai Melonjak
Foto: Antara
Harga Cabai Melonjak

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Harga cabai merah di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat dalam beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan. Hal ini terjadi akibat stok cabai berkurang karena banyak cabai yang terlalu cepat membusuk di musim penghujan.

Kepala UPTD Pasar Induk Guntur Ciawitali Kabupaten Garut, Dayat mengatakan, berdasarkan hasil survei harga sembako di Pasar Induk Guntur Ciawitali pada Senin (7/3) terjadi kenaikan harga cabai merah. Harga cabai merah saat ini naik di kisaran harga Rp 50 ribu per kg. Harga cabai merah keriting Rp 40 ribu per kg. Harga cabai merah biasanya di kisaran Rp 25 ribu per kg.

"Karena sekarang musim hujan jadi cabai cepat pembusukannya jadi saja stok berkurang maka harga naik," kata Dayat kepada Republika.co.id, Senin (7/3).

Di Kota Tasikmalaya juga terjadi kenaikan harga cabai. Kepala PD Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Dodi Indra mengatakan, harga cabai merah TW saat ini Rp 45 ribu per kg, pekan lalu harganya msih Rp 40 ribu per kg. Cabai merah lokal pun mengalami kenaikan yang signifikan. Saat ini harganya sudah mencapai Rp 55 ribu per kg.

"Harga cabe merah keriting harganya Rp 48 ribu per kg padahal pekan lalu masih Rp 25 ribu per kg," kata Dodi.

Di Pasar Induk Ciamis pun, harga cabai merah mengalami kenaikan. Harga cabai merah saat ini Rp 60 ribu per kg dan harga cabai merah keriting Rp 50 ribu per kg.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Ciamis, Pipin Apilin mengatakan, di musim hujan ada beberapa penyakit yang kerap menyerang tanaman hortikultura seperti cabai, di antaranya penyakit layu fusarium, virus, dan antraknosa.

"Hampir 30 persen tanaman cabai yang ada terserang penyakit layu," kata Pipin.

Pipin menjelaskan, ketika banyak penyakit menyerang tanaman cabai, maka produksi cabai akan menurun. Menurutnya, hal ini lah yang mengakibatkan harga cabai menjadi mahal.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kota Tasikmalaya, Uyun juga mengatakan hal serupa. Kondisi tanaman hortikultura yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya sedang terancam penyakit layu. Sebab, kondisi cuaca di musim hujan sangat mendukung untuk berkembangnya penyakit tanaman. Menurutnya, sangat dibutuhkan kontribusi penyuluh pertanian untuk mengatasi penyakit tanaman di musim penghujan.

Baca juga: Harga Cabai dan Bawang Meroket Bersamaan

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement